Selasa, 09 Desember 2014

Metabolit Sekunder Tanaman Bungur atau Ketangi (Lagerstroemia speciosa)


Metabolit Sekunder Tanaman Bungur atau Ketangi (Lagerstroemia speciosa)
1.      Klasifikasi Tanaman Bungur (Lagerstroemia speciosa)
Kingdom         : Plantae
Subkingdom    : Tracheobionta
Super Divisi    : Spermatophyta
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida

Sub Kelas        : Rosidae
Ordo                : Myrtales
Famili              Lythraceae 
Genus              Lagerstroemia
Spesies            : Lagerstroemia speciosa Auct.

2.      Morfologi Tanaman Bungur atau Ketangi (Lagerstroemia speciosa)
Indonesia yang beriklim tropis memiliki aneka ragam tumbuhan, yang mana beberapa tumbuhan dapat digunakan sebagai bahan obat tradisional (Hariana, 2004; Muhlisah, 2006). Salah satu tumbuhan yang mengandung senyawa obat yaitu Bungur atau Ketangi (Lagerstroemia speciosa Pers.). Bungur аԁаƖаh jenis pohon Crepe Myrtle уаnɡ menghasilkan bunga berwarna merah muda atau putih. Tanaman bungur tumbuh ԁі daerah Filipina, Thailand, Indonesia ԁаn Jepang. Tanaman ini relatif lebih mudah tumbuh di berbagai jenis tanah.
Bungur dapat ditemukan di hutan jati, baik di tanah gersang maupun di tanah subur hutan heterogen berbatang tinggi. Kadang-kadang, bungur ditanam sebagai pohon hias atau pohon pelindung di tepi jalan. Di Jawa, bungur dapat tumbuh sampai ketinggian 800 m dpl. Selain itu, bungur banyak ditemukan pada ketinggian di bawah 300 m. Pohon, tinggi 10-30 m. Batang bulat, percabangan mulai dari bagian pangkalnya, berwarna cokelat muda. Daun tunggal, bertangkai pendek. Helaian daun berbentuk oval, elips, atau memanjang, tebal seperti kulit, panjang 9-28 cm, lebar4-12 cm, berwarna hijau tua. Bunga majemuk berwarna ungu, tersusun dalam malai yang panjangnya 10-50 cm, keluar dari ketiak daun atau ujung ranting. Buahnya buah kotak, berbentuk bola sampai bulat memanjang, panjang 2-3,5 cm, beruang 3-7, buah yang masih muda berwarna hijau, setelah masak menjadi cokelat. Ukuran biji cukup besar, pipih, ujung bersayap berbentuk pisau, berwarna cokelat kehitaman. . Bungur dapat diperbanyak dengan biji. 

3.      Metabolit Sekunder pada Tanaman Bungur (Lagerstroemia speciosa)
Senyawa metabolit sekunder dalam tumbuhan biasanya tersebar merata ke seluruh bagian tumbuhan tetapi dalam kadar yang berbeda-beda (Robinson,1991; Markham, 1988). Daun bunga diketahui mengandung senyawa saponin, flavonoid, dan tannin. Biji mengandung senyawa plantisul sedangkan  kulit batang bungur mengandung senyawa golongan flavonoid. Senyawa metabolit sekunder pada daun tanaman bungur atau ketangi adalah Plantisul, Saponin, Flavonoida dan Polifenol.
Plantisul merupakan zat semacam insulin nabati dan memiliki aktivitas seperti insulin. Sedangkan saponin adalah senyawa berbentuk glikosida yang tersebar luas pada tumbuhan tingkat tinggi, namun dengan konsentrasi berbeda-beda pada bagian tertentu, tergantung dari varietas tanaman dan tahap pertumbuhan. Penelitian menunjukkan bahwa saponin dapat meningkatkan sistem imun, bersifat antioksidan, dapat mencegah kanker, anti virus, dapat menghambat pertumbuhan jamur, dan biasanya digunakan sebagai bahan antiseptik.
Selanjutnya flavonoida, merupakan suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar yang ditemukan di alam. Flavonoid adalah senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman berwarna hijau, kecuali alga. Senyawa ini dapat ditemukan pada batang, daun, bunga, dan buah tanaman. Manfaat flavonoid antara lain untuk melindungi struktur sel, meningkatkan efektifitas vitamin C, mencegah keropos tulang, sebagai zat anti inflamasi, antioksidan, antibiotik, dan sebagai pencegah kanker (zat antioksidan). Flavonoid sendiri dikatakan dapat mencegah terjadinya penyakit degeneratif (penyakit yang terjadi seiring berjalannya proses penuaan atau pertambahan usia) dengan cara mencegah terjadinya proses peroksidasi lemak dengan cara menangkap radikal bebas dan menghelat ion logam transisi.
Selanjutnya adalah polifenol, merupakan kelompok zat kimia yang ditemukan pada tumbuhan. Kegunaan utamanya adalah sebagai antioksidan alami. Menurut Suprastiwi, Endang, polifenol adalah salah satu komponen bioaktif yang disebut katekin. Katekin sendiri adalah senyawa multifungsi yang bersifat antiinflamasi (mengurangi peradangan), anti-mutagenik, antioksidan, anti penggumpalan, anti virus, dan antibakteri. Polifenol dapat mengurangi penumpukan Low Density Lipid (LDL) dalam darah, serta mampu mencegah oksidasi dalam pembuluh darah yang menyebabkan pembekuan trombosit abnormal. Bahkan polifenol adalah antioksidan yang golongan bioflavonol yang memiliki kekuatan jauh lebih efektif dari vitamin C dan vitamin E. Selain sebagai tanaman peneduh yang baik, tanaman ini bermanfaat bagi obat-obatan alami. Bagian tumbuhan ini yang sering digunakan sebagai obat yaitu biji, daun, dan kulit kayu.  Biji dapat digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan kencing manis. Daunnya digunakan untuk mengobati kencing batu, kencing manis, dan tekanan darah tinggi, sedangkan bagian kulit kayu digunakan untuk mengobati diare, disentri, dan kencing darah (Heyne, 1987; Dalimartha, 2003).
Daun Bungur juga kaya antioksidan yang memiliki efek pembersihan pada tubuh dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Ekstrak daun bungur digunakan sebagai obat herbal untuk diabetes di beberapa bagian dunia. Ekstrak daun Bungur kaya asam corosolic yang merupakan insulin tanaman yang telah terbukti memiliki efek terapi anti-diabetes. Fungsi asam corosolic yaitu memiliki kemampuan untuk mengatur tingkat insulin dan glukosa, penurunan tingkat gula darah, penurunan nafsu makan dan cravings karbohidrat.  Pengujian pada hewan juga menunjukkan bahwa ekstrak Bungur dapat meningkatkan insulin, mengurangi glukosa darah, dan meningkatkan hipoglikemia.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Herbal bungur. Online. (http://health.detik.com/read/2010/02/18/141423/1302139/777/herbal-bungur diakses pada tanggal 19 April 2014)
Anonim. Herbal daun ketangi bungur Lagerstroemia speciosa. Online. (http://cantik.me/herbal-daun-ketangi-bungur-lagerstroemia-speciosa/ diakses pada tanggal 19 April 2014)
Anonim. 2013. Flora Lagerstroemia speciosa. Online (http://ssputiwu.blogspot.com/2013/01/flora-lagerstroemia-speciosa.html diakses pada tanggal 19 April 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar