Metabolit Sekunder Tanaman
Bungur atau Ketangi (Lagerstroemia speciosa)
1.
Klasifikasi Tanaman Bungur (Lagerstroemia speciosa)
Subkingdom
: Tracheobionta
Super
Divisi : Spermatophyta
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Spesies : Lagerstroemia speciosa Auct.
2.
Morfologi Tanaman Bungur atau Ketangi
(Lagerstroemia
speciosa)
Indonesia yang beriklim tropis memiliki aneka ragam
tumbuhan, yang mana beberapa tumbuhan dapat digunakan sebagai bahan obat
tradisional (Hariana, 2004; Muhlisah, 2006). Salah satu tumbuhan yang
mengandung senyawa obat yaitu Bungur atau Ketangi (Lagerstroemia speciosa Pers.).
Bungur аԁаƖаh jenis pohon Crepe Myrtle уаnɡ menghasilkan bunga
berwarna merah muda atau putih. Tanaman bungur tumbuh ԁі daerah Filipina,
Thailand, Indonesia ԁаn Jepang. Tanaman ini relatif lebih mudah tumbuh di berbagai
jenis tanah.
Bungur dapat ditemukan di hutan jati, baik di tanah gersang maupun
di tanah subur hutan heterogen berbatang tinggi. Kadang-kadang, bungur ditanam
sebagai pohon hias atau pohon pelindung di tepi jalan. Di Jawa, bungur dapat
tumbuh sampai ketinggian 800 m dpl. Selain itu, bungur banyak ditemukan pada
ketinggian di bawah 300 m. Pohon, tinggi 10-30 m. Batang bulat, percabangan
mulai dari bagian pangkalnya, berwarna cokelat muda. Daun tunggal, bertangkai
pendek. Helaian daun berbentuk oval, elips, atau memanjang, tebal seperti
kulit, panjang 9-28 cm, lebar4-12 cm, berwarna hijau tua. Bunga majemuk
berwarna ungu, tersusun dalam malai yang panjangnya 10-50 cm, keluar dari
ketiak daun atau ujung ranting. Buahnya buah kotak, berbentuk bola sampai bulat
memanjang, panjang 2-3,5 cm, beruang 3-7, buah yang masih muda berwarna hijau,
setelah masak menjadi cokelat. Ukuran biji cukup besar, pipih, ujung bersayap
berbentuk pisau, berwarna cokelat kehitaman. . Bungur dapat diperbanyak dengan
biji.
3.
Metabolit Sekunder pada Tanaman
Bungur (Lagerstroemia
speciosa)
Senyawa
metabolit sekunder dalam tumbuhan biasanya tersebar merata ke seluruh bagian
tumbuhan tetapi dalam kadar yang berbeda-beda (Robinson,1991; Markham, 1988). Daun
bunga diketahui mengandung senyawa saponin, flavonoid, dan tannin. Biji
mengandung senyawa plantisul sedangkan kulit
batang bungur mengandung senyawa golongan flavonoid. Senyawa metabolit sekunder pada daun
tanaman bungur atau ketangi adalah Plantisul, Saponin, Flavonoida dan
Polifenol.
Plantisul merupakan
zat semacam insulin nabati dan memiliki aktivitas seperti insulin. Sedangkan saponin
adalah senyawa berbentuk glikosida yang tersebar luas pada tumbuhan tingkat
tinggi, namun dengan konsentrasi berbeda-beda pada bagian tertentu, tergantung
dari varietas tanaman dan tahap pertumbuhan. Penelitian menunjukkan bahwa
saponin dapat meningkatkan sistem imun, bersifat antioksidan, dapat mencegah
kanker, anti virus, dapat menghambat pertumbuhan jamur, dan biasanya digunakan
sebagai bahan antiseptik.
Selanjutnya
flavonoida, merupakan suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar yang ditemukan
di alam. Flavonoid adalah senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman
berwarna hijau, kecuali alga. Senyawa ini dapat ditemukan pada batang, daun,
bunga, dan buah tanaman. Manfaat flavonoid antara lain untuk melindungi
struktur sel, meningkatkan efektifitas vitamin C, mencegah keropos tulang,
sebagai zat anti inflamasi, antioksidan, antibiotik, dan sebagai pencegah
kanker (zat antioksidan). Flavonoid sendiri dikatakan dapat mencegah terjadinya
penyakit degeneratif (penyakit yang terjadi seiring berjalannya proses penuaan
atau pertambahan usia) dengan cara mencegah terjadinya proses peroksidasi lemak
dengan cara menangkap radikal bebas dan menghelat ion logam transisi.
Selanjutnya
adalah polifenol, merupakan kelompok zat kimia yang ditemukan pada tumbuhan.
Kegunaan utamanya adalah sebagai antioksidan alami. Menurut Suprastiwi, Endang,
polifenol adalah salah satu komponen bioaktif yang disebut katekin. Katekin
sendiri adalah senyawa multifungsi yang bersifat antiinflamasi (mengurangi
peradangan), anti-mutagenik, antioksidan, anti penggumpalan, anti virus, dan
antibakteri. Polifenol dapat mengurangi penumpukan Low Density Lipid (LDL)
dalam darah, serta mampu mencegah oksidasi dalam pembuluh darah yang
menyebabkan pembekuan trombosit abnormal. Bahkan polifenol adalah antioksidan
yang golongan bioflavonol yang memiliki kekuatan jauh lebih efektif dari vitamin
C dan vitamin E. Selain sebagai tanaman peneduh yang baik, tanaman ini bermanfaat bagi obat-obatan alami. Bagian tumbuhan ini yang sering digunakan sebagai obat yaitu biji, daun, dan kulit kayu. Biji dapat digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan kencing manis. Daunnya digunakan untuk mengobati kencing batu, kencing manis, dan tekanan darah tinggi, sedangkan bagian kulit kayu digunakan untuk mengobati diare, disentri, dan kencing darah (Heyne, 1987; Dalimartha, 2003).
Daun
Bungur juga kaya antioksidan yang memiliki efek pembersihan pada tubuh dan
meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Ekstrak daun bungur digunakan sebagai obat
herbal untuk diabetes di beberapa bagian dunia. Ekstrak daun Bungur kaya asam
corosolic yang merupakan insulin tanaman yang telah terbukti memiliki efek
terapi anti-diabetes. Fungsi asam corosolic yaitu memiliki kemampuan untuk
mengatur tingkat insulin dan glukosa, penurunan tingkat gula darah, penurunan
nafsu makan dan cravings karbohidrat.
Pengujian pada hewan juga menunjukkan
bahwa ekstrak Bungur dapat meningkatkan insulin, mengurangi glukosa darah, dan
meningkatkan hipoglikemia.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2010. Herbal bungur. Online. (http://health.detik.com/read/2010/02/18/141423/1302139/777/herbal-bungur diakses pada tanggal 19 April 2014)
Anonim. Herbal daun ketangi bungur Lagerstroemia
speciosa. Online. (http://cantik.me/herbal-daun-ketangi-bungur-lagerstroemia-speciosa/ diakses pada tanggal 19 April 2014)
Anonim. 2013. Flora Lagerstroemia speciosa. Online (http://ssputiwu.blogspot.com/2013/01/flora-lagerstroemia-speciosa.html diakses pada tanggal 19 April 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar